Daftar Blog Saya

Rabu, 10 Agustus 2011

CONTOH LAPORAN PRAKERIN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

                   Sesuai dengan kemajuan Imu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK ) Pogram pendidikan pertanian di selenggarakan dalam upaya menciptakan tenaga teknis pertanian yang propesional.
                Untuk mencapai harapan tersebut, maka di gunakan sistem ganda ( PSG)Sebagai perwujudan dari “link and match“,dalam prosesnya di laksanakan dalam dua tempat yaitu sekolah dan dunia usha atau industri .Upaya ini dilakukan dalam rangka peningkatan mutu tamatan sekolah menengah kejuruan ( SMK ) Dalam mencapai tujuan pendidikan debgan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
                   Sebagai bukti bahwa siswa telah melaksanakan kegiatan PRAKERIN  di dunia usaha atau industri ,di perlukan suatu perangkat yang dapat memberikan bukti tantang kualifikasi dan jenis kegiatan praktek yang telah di laksanakan oleh siswa .
                 Perangkat yang di maksud disebut “Laporan praktek Kerja  Industri “.Laporan ini merupakan syarat kelengkapan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN ).Di SMKN 1Maja.
      
      







       B. Tujuan
       Kegiatan PRAKERIN ini bertujuan untuk :
1.      Menyesuaikan teori yang telah diajarkan di sekolah dengan kenyataan di lapangan.
2.     Memberikan suatu pengalaman dan ilmu tentang budidaya tanaman selama siswa mengikuti Praktek keahlian di dunia usah/industri /intansi,antara lain meliputti :
a.   Teknik Budidaya.
b.   kendala di lapangan .
c.   Analisa usaha tani.
d.   Pemasaran .

C. Manfaat
 Dengan diselenggarakanya praktek di dunia usaha /industri/instansi ini di samping propesisiponal siwa meningkat sesuai kebutuhan dunia usaha atau industri ,juga siswa memiliki etos kerja yang meliputi :
1.     Kemampuan kerja
2.     Motivasi kerja 
3.     Inisiatif Kreatifitas
4.     Hasil pekerjaan yang berkualitas
5.     Disiplin




BAB II
LOKASI DAN KONDISI OBYEKTIF TEMPAT PRAKERIN
A.     Lokasi Prakerin
1.      Gambaran Umum Lokasi Prakerin
Pemberdayaan masyarakat tani adalah proses perubahan pola fikir, perilaku dan sikap petani dari subsistem tradisional petani modern berwawasan agribisnis melalui pembeklajaran yang berkelanjutan, program ini meliputi tiga aspek, yaitu:
a)  Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Petani;
b)  Pemberdayaan kelembagaan petani;
c)  Pemberdayaan usahatani.
Pusat Pelatihan Pertanian dan perdesaan Swadaya (P4S) sebagai kelembagaan pelatihan petani diharapkan dapat secara langsung berperan akftif  dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentukpelatihan/pemagangan bagi petani dan masyarakat.
Hal  ini dilandasi oleh adanya faktakeberhasilan petani maju dalam usahnya yang layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya, sehingga mendorong pemerintahuntuk memotifasi petani maju tersebyt dalam menumbuhkan kelembaggan pelatihan/permagangan dari, oleh dan untuk petani.
Kelembaggan P4S sangat strategis untuk di berdayakan, baik dari aspek manajemen pelatihan/permagangan, maupun pemgembangan usaha, sehingga konstribusi dalam mempercepat penerapan teknologi baru di bidang pertanian/agribisnis di tingkat petani dan masyarakat perdesaan meningkat secara nyata.
Pembinaan P4S dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kapasitas P4S dalam menyelenggarakan dan/atau ,melaksanankan pelatih/permagangan bagi petani dan masyarakat perdesaan. Pembinaan P4S antara lain dilakukan melalui bimbingan pelatihan dari aspek kelembagaan, sarana prasarana, ketenagaan, penyelenggaraan pelatihan/permagangan selain itu, pmerintah melakukan kegiatan klasifikasi P4S, guna mendorong pengelola P4S untuk meningkatkan kualitas pelatihan/permagangan secara terus menerus, sehingga P4S mampu menjadi pusat pelatihan yang berkualitas.
2.      Letak Geografis Lokasi Prakerin
Lokasi Prakerin P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) TANI MANDIRI terletak di jln. Raya Rajagaluh – Pajajar KM 5 Blok Pokek Ds. Teja, Kec. Rajagaluh, Kab. Majalengka sebelah selatan Terminal Rajagaluh.

B.     Visi dan Misi Lokasi Prakerin
1.    Visi
Visi pembinaan kelembagaan pelatihan pertanian Swadaya :
a)      Meningkatkan kapasitas pengelola P4S dalam menyelenggarakan dan atau melaksanakan pelatiahm/permagangan.
b)      Meningkatkan kualitas pelatihan/permagangan yang dilaksanakan oleh kelembagaan pelatihan pertanian swadaya.
c)       Menyediakan acuan dalam menentukan arah dan langkah-langkah pembinaan P4S.


2.      Misi
Misi pembinaan kelembagaan pelatihan pertanian Swadaya :
a)      Terbentuknya P4S di setiap kabupaten/kota sebagai mitra kerja pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan sumber daya manusia pertanian.
b)      Terbentuknya forum komunikasi (FK)-P4S di setiap tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
c)      Meningkatnya intensitas dan kualitas pelaksanaan pelatihan/permagangan di P4S.
d)      Terciptanya kesamaan persepsi dan gerak langkah dalam melaksanakan pembinaan P4S diantara para pengelola, Pembina dan pemangku kepentingan P4S lainya.
e)      Terciptanya kondisi mendorong tumbuh kembangnya tanggungjawab sosial pengelola, Pembina dan pemangku kepentingan P4S lainnya dalam turut memajukan kelembagaan pelatihan swadaya.
f)        Diperoleh dukungan penguatan kelembagaan P4S dari seluruh pemangku kepentingan.







BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKERIN
A.     Waktu Pelaksanaan
Prakerin dilaksanakan pada tanggal tiga belas Januari dua ribu sebelas sampai dengan tanggal dua puluh April dua ribu sebelas.
B.     Deskripsi Kegiatan Prakerin

Budidaya Tanaman Durian
Manfaat Durian
Buah durian banyak digemari di kota-kota besar untuk dikonsumsi sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya. Pada lahan-lahan yang miring tanaman durian dapat digunakan sebagai pencegah erosi. Batangnya bisa diolah untuk bahan bangunan/ perkakas rumah tangga. Biji Durian memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya). Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dibuat dengan cara menjemurnya sampai kering dan dibakar hingga hancur menjadi abu.

Sejarah Singkat Tanaman Durian
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad tujuh M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur). Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh negara Thailand.
Sejak munculnya durian bangkok tahun seribu sembilan ratus delapan puluhan dan diikuti dengan munculnya durian unggul lokal, pengembangan bercocok tanam durian semakin cepat. Thailand yang selama ini dikenal sebagai penghasil buah-buahan tropis terkemuka di dunia ternyata hanya mengembangkan empat varietas unggul, yakni mon thong, chance, kan yao, dan kradum thong. Varietas mon thong dan chanee, telah diintroduksi ke Indonesia dan dilepas Menteri Pertanian sebagai otong dan kani. Saat ini ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi), sihijau (Kalimantan Selatan), raja mabah (Kalimantan Barat), sawah mas (Kalimantan Barat), dan sebagainya.


Syarat Tumbuh Durian
Iklim
1.      Curah hujan untuk tanaman durian satu ribu lima ratus sampai dengan dua ribu mili meter per tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun atau terdapat Sembilan sampai dua belas bulan basah dengan satu sampai tiga bulan kering, dengan kemarau tiga bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
2.      Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah enam puluh sampai delapan puluh persen. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
3.      Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata dua puluh dua derajat sampai tiga puluh derajat Celcius. Pada suhu lima belas derajat Celcius durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai tiga puluh lima derajat Celcius daun akan terbakar.


Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk bertanam durian umumnya dapat tumbuh di daerah berketinggian lima puluh sampai enam ratus meter di permukaan laut. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian hingga mencapai delapan ratus meter di permukaan laut. Namun durian paling cocok dikebunkan pada daerah berketinggian dua ratus sampai enam ratus meter di permukaan laut.
Media Tanam
1.      Kemiringan lahan yang dianjurkan adalah lima sampai dua puluh drajat.
2.      Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
3.      Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.
4.      Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) lima sampai tujuh, dengan pH optimum enam sampai enam koma lima.
5.      Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (lima puluh sampai seratus lima puluh centi meter) dan (seratus lima puluh sampai dua ratus centi meter). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.

PEDOMAN BUDIDAYA DURIAN

Pembibitan
Perbanyakakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).


Pengadaan benih dengan cara generatif
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan: asli dari induknya, segar dan sudah tua, tidak kisut, dan tidak terserang hama dan penyakit. Biji-biji dicuci terlebih dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu dua sampai tiga minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.

Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Dalam pembuatan bibit okulasi perlu disiapkan alat dan bahannya. Alat yang perlu disiapkan berupa pisau sayat (silet) dan pita plastik atau tali rafia. Bahan yang disiapkan berupa tanaman calon batang bawah dan batang atasnya (entris). Persyaratan biji durian untuk batang bawah yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus, berbatang kokoh dan tahan hama dan penyakit. Biji yang disemaikan dipilih yang pertumbuhannya sempurna.
Setelah umur delapan sampai sepuluh bulan, batang bawah telah dapat diokulasi, dengan cara:
1.      Siapkan tanaman yang akan dijadikan calon batang atas. Batang atas diambil dari pohon induk yang telah diketahui asal usul dan kulaitas buahnya. Sebaiknya batang atas diambil dari varietas yang unggul. Pengambilan cabang batas atas dilakukan bukan saat terik matahari agar batang atasnya tidak cepat mengering.
2.      Kuliti bawahnya selebar nol koma lima sampai satu centi meter, tergantung diameter batang, dengan panjang sekitar dua centi meter. Buanglah sebagian lidah kupasan kulit batang hingga hanya tersisa nol koma lima centi meter saja.
3.      Ambil pucuk entris yang ada mata tunasnya. Sayat salah satu mata tunasnya dengan menggunakan silet atau pisau okulasi. Potonglah sayatan kulit bermata tunas, lalu keluarkan lapisan kayu yang masih menempel di lapisan dalam mata tunasnya.
4.      Selipkan ujung bawah mata tunas pada bagian ujung lidah yang tersisa pada batang bawah. Seluruh bidang tempelan tersebut dibungkus dengan cara melilitkan pita plastik atau tali rafia. Pita plastik diikatkan pada bagian atas bidang tempelan. Pembungkusan dilakukan untuk mencegah masuknya air pada saat penyiraman atau hujan.
5.      Periksa keberhasilan okulasi seminggu setelah penempelan. Mata tunas yang masih tetap hijau menandakan okulasi berhasil. Jika gagal, penempelan dapat diulangi lagi pada bagian lain dari batang bawah tersebut.
6.      Jika okulasi berhasil mata tunas berwarna hijau, bukalah tali pembungkus dua minggu setelah penempelan untuk memberikan kebebasan bagi lalu lintas pengangkutan zat makanan.
7.      Rebahkan pucuk batang bawahnya pada jarak satu centi meter dari bidang tempelan untuk mempercepat tumbuhan mata tunas.
8.      Pangkas seluruh pucuk batang bawah yang direbahkan setelah sebulan penempelan agar tunas benar-benar tumbuh dengan baik.

Bibit Sambung Pucuk
Sambung pucuk adalah teknik perbanyakan dengan menyatukan pucuk (calon batang atas) dengan batang bawah. Penyambungan dapat dilakukan pada tanaman yang masih bibit ataupun yang sudah dewasa. Langkah-langkah perbanyakan bibit sambung pucuk adalah sebagai berikut:
1.      Siapkan tanaman batang bawah dari hasil persemainan biji yang telah berumur tiga bulan. Bibit batang bawah berasal dari varietas yang perakarannya kuat, berbatang kokoh, dan tahan terhadap hama dan penyakit.
2.      Batang atas dipilih dari cabang pohon yang memiliki sifat yang baik. Besarnya batang atas harus sama atau lebih kecil dari batang bawah, dengan panjang cabang batang atas tujuh koma lima sampai spuluh centi meter.
3.      Potong daun-daun pada cabang batang atas dan hanya disisakan dua sampai tiga helai daun yang letaknya paling ujung. Sisa daun digunting dan hanya disisakan seperempat bagian saja. Potong ujung cabang batang di bagian bawah bawah berbentuk "V".
4.      Batang bawah dipotong pada ketinggian sepuluh sampai dua puluh centi meter dari leher akar. Permukaan batang yang dipotong ini dibelah menjadi dua bagian yang sama besar. Panjang belahan sekitar dua sampai lima centi meter.
5.      Selipkan ujung cabang batang atas pada belahan batang bawah.
6.      Bagian sambungan batang atas dan batang bawah diikat dengan menggunakan tali plastik, dimulai dari bawah ke atas, lalu dari atas ke bawah.
7.      Kemudian sambungan batang atas dan batang bawah tersebut dibungkus dengan plastik, dan pada bagian bawah sambungan diikat dengan menggunakan tali.
8.      Letakkan calon bibit pada tempat yang teduh, dan lakukan penyiraman agar tidak mengalami kekeringan. Calon bibit akan memunculkan tunas baru setelah tiga sampai lima minggu. Saat itu bungkus plastik bisa dibuka. Ikatan sambungan bisa dibuka setelah sambungan benar-benar kuat, dengan ciri-ciri bagian tepi bawah ikatan tali membengkak.


Bibit Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter dua sampai dua setengah centi meter), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (dua kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
1.      Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
2.      Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
3.      Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
4.      Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan satu banding satu. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
5.      Sekitar dua smpai lima bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.



Pengolahan Media Tanam Durian
1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam tiga puluh centi meter hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar satu meter panjang dua meter, diberi lima kilo gram pasir dan lima kilo gram pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama satu minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur. Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam dua puluh kali tiga puluh centi meter. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal lima centi meter.
4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH lima sampai dengan dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai sembilan puluh persen. Dua sampai empat minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram empat sampi dengan lima kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.
Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: sepuluh meter kali sepuluh meter. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam dua belas meter kali dua belas meter. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari enam tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.

2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan satu meter kali satu meter kali satu meter. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama kurang lebih satu minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali.
Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos
tiga puluh lima kilo gram perlubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur tiga puluh lima kilo gram pupuk kandang dan satu kilo gram fospat. Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan tiga G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi dua puluh sampai tiga puluh cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan tujuh sampai lima belas hari sebelum penanaman bibit.




3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh tujuh puluh lima sampai dengan seratus lima puluh centi meter, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat.
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut
:
1.  Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
2.  Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
3.  Lubang ditutup dengan tanah galian.
4.  Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
5.  Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
6.  Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.


Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (kurang lebih diameter satu meter dari pohon durian).

2) Pemangkasan/Perempelan
a)      Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai
empat puluh persen selama kurang lebih satu musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat dua minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam enam puluh sampai Sembilan puluh centi meter dan sejauh satu setengah sampai dengan dua meter dari pangkal batang.
b)      Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah
dua sampai tiga minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai dua bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah kurang lebih satu sampai dengan satu setengah meter atau dua sampai dengan dua setengah meter tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.
c)      Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.

3) Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a.       Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat
dua puluh sampai dengan tiga puluh cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup
selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
b.      Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (
lima belas berbanding lima belas berbanding lima belas) dua ratus gram perpohon.
Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang
enam puluh sampai seratus kilo gram perpohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur lebih dari tiga tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan dua puluh sampai dengan dua puluh lima persen pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila pada tahun ketiga, durian diberi pupuk lima ratus gram NPK per pohon maka pada tahun keempat dosisnya menjadi enam ratus sampai dengan enam ratus dua puluh lima gram NPK perpohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara seratus dua puluh sampai dengan dua ratus  kilo gram perpohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK sepuluh banding tiga puluh banding sepuluh. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).



4) Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap dua minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis satu cc perliter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis nol koma lima cc perliter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.


Hama dan Penyakit

Hama yang Menyerang Tanaman Durian
1) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
Ciri: telur diletakkan pada kulit buah dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua. Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim kemarau. Pengendalian: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion lima puluh AC, Thiodan tiga puluh lima EC, dengan dosis dua sampai dengan tiga cc per liter air.

2) Lebah mini
Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda. Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion empat puluh EC (Triazofos empat ratus dua puluh gram per liter), dan insektisida, seperti Supracide empat puluh EC dosis empat ratus dua puluh gram per liter dan Temik seratus enam (Aldikarl sepuluh persen).



3) Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah. 
Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.
Gejala:  kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.

Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide empat puluh EC, nuvacrom SWC, Perfekthion empat ratus EC (Eimetoat empat ratus gram perliter).

4) Kutu loncat durian
Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro. Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol. Pengendalian: daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide empat puluh EC dosis seratus sampai dengan seratus lima puluh gram per lima liter air.

Penyakit Pada Tanaman Durian

1) Phytopthora Parasitica dan Pythium Complectens
Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan. Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka. Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang terangkut air.
Gejala: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya
terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu. 

Pengendalian:
2.       upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan;
3.      pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar;
4.      pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.

2) Kanker Bercak
Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara dua belas sampai dengan tiga puluh lima derajat Celcius.
Gejala:

a.       kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap;
b.      jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam;
c.       bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu;
d.      daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.

Pengendalian:
a.       Perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk
batang yang sakit;
b.      Dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan empat F tiga persen.



3) Jamur Upas
Gejala:
a.       pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang.
b.       Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.

Pengendalian:

a.       Serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM;
b.      Jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu,sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kirakira lebih tiga puluh centi meter ke bawah bagian yang berjamur;
c.       Dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb tujuh puluh koma lima persen), dosis seratus sampai dengan dua ratus gram per liter air atau satu sampai dengan satu koma lima kilo gram per hektar aplikasi.




PANEN
Pada umur sekitar delapan tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.

Analisa Usaha Budidaya Tanaman Durian
1.      Biaya Tetap
a. Sewa kontrak lahan 1 Ha                                    Rp. 2.500.000,-
   Jumlah investasi                                                   Rp. 2.500.000,-

2.      Biaya Variabel Untuk Target 800 Bibit /musim/Ha
a. Biji / Benih durian sebanyak 1.000 biji     Rp. 100.000,-
b. Pupuk
·        NPK Mutiara Biru     15 kg               Rp. 120.000,-
·        Campuran                 20 kg               Rp.   56.000,-
·        Kompos                    20 kg               Rp.   40.000,-
·        KCl                           20 kg               Rp.   60.000,-
c. Pemberantasan hama                                          Rp. 150.000,-
d. Polybag                                                              Rp. 400.000,-
e. Upah pekerja perbulan                                       Rp. 450.000,-
f. Media
·        Tanah                                                   Rp. 300.000,-
·        Sekam                                                  Rp. 100.000,-
Jumlah biaya variabel                                              Rp.1.776.000,-
3.      Biaya Operasional pertahun
(1 kali musim tanam)                                               Rp. 1.776.000,-
4.   Penyusutan investasi 25% pertahun
      25 % x Rp. 2.500.000,-                                        Rp. 625.000,-
5.   Jumlah modal usaha
      Rp. 2.500.000,- + Rp. 1.776.000,-                       Rp. 4.276.000,-
6.  Hasil penjualan permusim 800  bibit
                  1 x Rp. 25.000,- x 800                                           Rp. 20.000.000,-
7. Keuntungan permusim
Rp. 20.000.000,- - (Rp. 625.000,- + Rp. 1.776.000)
Rp. 20.000.000,- - Rp. 2.401.000                           Rp. 17.599.000,
8. Biaya produksi per bibit durian
                 (Rp. 625.000,- + Rp. 1.776.000,-) : 800 bibit
Rp. 2.401.000,-  :  800 bibit                                    Rp. 3.001,25


Perhitungan biaya yang sering dilakukan untuk dihitung kelayakan investasinya yaitu BEP, ROI dan  B/C.
a.    BEP